Selayang Pandang

Kisah perkalanan dari Jakarta menuju Papua selama tiga hari

Saturday, September 16, 2006

SELAYANG PANDANG PILOT PROJECT P2KP-3 PAPUA

Hari Pertama
Hari minggu tgl 28 Mei 2006 Hp bergetar dan berbunyi tanda sms masuk, setelah dibuka ternyata ada kabar dari pak Edhie Djatmiko (TL Tim P2KP Pilot Papua Maluku) yang mengabarkan tentang keberangkatan Tim ke Papua hari senin, 29 Mei 2006. Hatiku berkata syukur alhamdulillah akhirnya sudah ada kepastian keberangkatan, karena sempat malu ketika ditanya bu Diah (Asisten Satker Papua) yang menanyakan dimana posisi? setelah dijawab masih di Jakarta, beliau menanyakan kapan berangkat ke Papua? masyarakat sudah menunggu dan banyak yang menanyakan ke kantor kapan P2KP ke Papua. Saya jawab mungkin minggu depan (sekitar pertengahan bulan Mei) dan ternyata waktu yang saya perkirakan dan sudah diutarakan ke bu Diah tidak jadi karena belum ada kepastian dari Jakarta. Tak lama kemudian bu Dija telpon mengabarkan jadwal keberangkatan yang katanya akan berangkat hari senin jam 9 malam. Hatiku semakin yakin bahwa jadi berangkat ke Papua pada hari senin seperti yang diutarakan TL. Sayangnya setibanya di Jakarta aku baru diberitahu tiket penuh hari Rabu baru berangkat (kenapa tidak diberitahu lebih awal kan aku bias kumpul lagi sama keluarga hatiku berkata). Singkat cerita aku bersama seorang faskel yang bernama Triyono landing menggunakan pesawat Batavia Air. Selama perjalanan bayangan demi bayangan selalu melintas di benak ku, terlintas masyarakat papua yang senang minum, sulit untuk di ajak berkumpul, wataknya keras, beringas dan lain sebagainya. Mudah-mudahan semua bayangan itu tidak terjadi di lapangan do’a ku kepadaNya. Jam 9.30 WITA pesawat mendarat di bandara Hasanudin Ujung pandang, selama 30 menit transit disana. Jam 10 WITA pesawat mulai meninggalkan Ujung pandang menuju Manokwari, Salah seorang teman (faskel) yang duduk di tengah sempat berkenalan dengan salah satu rombongan sepakbola dari kesebelasan Persitoli, dari perbincangannya dia bernama ”Brali” posisi penjaga gawang yang baru naik dari Ujung Pandang. Jam 12.50 WIT pesawat mendarat di bandara Rinjani Manokwari sebelum mendarat pesawat berputar dulu semakin bawah terus ke bawah di atas laut. Hati ku agak dag dig dug apa ada masalah dengan pesawat sehingga pesawat akan mendarat di atas laut pikir ku. Pikiranku ini disebabkan karena pesawat yang kutumpangi memang suaranya sangat memekakan telinga sehingga telinga terasa sakit, bahkan anak kecil yang duduk di depan nangis terus mungkin telinganya sakit akibat bisingnya pesawat kasihan anak itu semoga diberi kekuatan oleh Nya bathin ku berkata. Selain itu meja-meja lipat belakang kursi sudah banyak yang rusak jepitan mejanya sehingga pikiranku wah pesawat ini memang sudah lama dan tua. Tapi kalau ada sesuatu pasti pramugari akan menjelaskannya dalam bathin ku, hati menjadi tenang kembali dan benar pesawat dengan mulus mendarat di bandara Rinjani Manokwari yang ternyata bandaranya di tepi pantai.
Pemandangan Indah Danau SentaniTepat jam 13.10 WIT pesawat melanjutkan perjalanan ke papua, selama perjalanan dari manokwari ke papua ku perhatikan permandangan berbukit-bukit hutannya masih virgin beda dengan pulau Sumatra apalagi Jawa. Jam 15.10 WIT pramugari mengumumkan pesawat akan segera mendarat di bandara Sentani Papua, perhatianku ku tujukan ke luar pesawat terlihat danau sentani yang begitu indah. Akhirnya pesawat mendarat di Bandara Sentani Papua, Alhamdulillah kami telah sampai bathin ku berkata. Selama di perjalanan kami di tunjukkan tempat kejadian di AB (Abepura) berdarah tempat terjadinya kerusuhan seperti yang kami lihat di TV Metro. Akhirnya kami sampai juga di kota langsung masuk ke hotel Mulia Idaman tepat jam 16.00 WIT.
Sesampainya di hotel kami bergegas mandi kemudian sholat, setelah istirahat sebentar kami pergi mencari makan ke kota jayapura. Ternyata di kota segala sesuatu yang di bayangkan agak jauh berbeda. Banyak juga bangunan-bangunan berlantai 4, super market pun banyak. Kata kerabat kami sesudah masuknya kapal putih (istilah kapal yang datang dari Jakarta) apapun yang ada di jakarta dapat sampai ke papua. Namun biaya hidup di papua memang sangat tinggi katanya, memang benar kami sengaja cari warung yang sangat sederhana untuk makan nasi goreng harga di jawa Rp. 5000,- disini Rp. 10.000,- minum teh es manis Rp. 2500,-. Setelah selesai makan kami terus mencari masjid untuk menunaikan sholat magrib. Kami bertanya kepada ibu-ibu yang sedang mengaji sambil berdagang. ”maap bu mengganggu sebentar, kami mau tanya kalau masjid sebelah mana?” ibu itupun menghentikan sebentar ngajinya untuk menjawab pertanyaan kami. ”sebelah sana, bapak dari sini lurus ada persimpangan jalan yang dilalui Taxi (angkot) belok kanan, nanti sebelah kiri ada bangunan tingkat tiga disanalah masjid (tingkat tiga) sambil menunjukkan telunjuknya kearah persimpangan. Setelah menunaikan sholat magrib kami pun pulang kembali ke hotel karena sudah janji dengan kerabat kami di papua. Perjalanan dari kota ke hotel tempat kami menginap ± 15 menit naik taxi.
Hari ke-2
Kamis, 1 Juni 2006 kami bangun kesiangan jam 06.00 WIT (04.00 WIB), setelah sholat shubuh kami mengontak Ibu Diyah Asst. Satker Propinsi Papua memberitahukan bahwa Tim Pilot Project P2KP sudah datang. Kamipun kemudian diundang untuk segera menemui Pak Cornelis Sagrim ST, MT Kepala Satker Propinsi. Ibu Diyah juga berjanji untuk menjemput kami di hotel.
Pukul 09.00 WIT kami telah dijemput Bu Diyah. Di perjalanan menuju kantor beliau kami mulai berbincang-bincang. Berikut pernyataan-pernyataan beliau yang kami catat dan kami garis bawahi :
· Masyarakat Papua sudah menunggu P2KP bahkan para lurah sasaran sudah sering datang ke kantor yang menanyakan kapan program P2KP dilaksanakan.
· Kebiasaan di Papua, masyarakat bisa berkelahi sendiri di antara mereka apabila dalam pembagian bantuan ada wilayah yang tidak dibantu atau ada kelompok suku yang tidak dibantu, tapi tetap perlu dicoba katanya..
· Tolong jangan banyak berjanji, masyarakat lokal akan kejar janji itu meskipun sampai Jakarta. Pihak-pihak lain yang terkait juga akan terkena imbasnya.
· Semua program-program bantuan ekonomi bergulir tidak pernah kembali, baik yang berupa uang tunai maupun yang berupa barang. Tim yang dibentuk tidak dapat berbuat banyak karena ancamannya dibawakan ”parang” jika tetap menagih. Bahkan barang-barang bantuan tidak mereka pergunakan untuk membangun rumah atau sarana lingkungan tetapi mereka jual dan uangnya mereka habiskan untuk poya-poya minum milo.(bukan susu milo tapi minuman lokal). Kebiasaan mabuk bagi masyarakat asli Papua memang sulit dihilangkan katanya.
· Jika ada masalah keamanan Tim Pilot Project P2KP diharapkan selalu berkoordinasi dengan Lurah setempat juga Satker Propinsi.

Pukul 11.00 WIT pak Sagrim Ka. Satker Papua datang, kami dipersilahkan menghadap beliau untuk menghaturkan ”Silaturahim atau Permisi atau Kulo Nuwun” Pada kesempatan tersebut kami sampaikan permohonan maap atas keterlambatan kedatangan kami, Dijelaskan bahwa surat tugas KORKOT belum jadi karena bapak direktur masih di luar kota. Pak Sagrim bisa mengerti kemudian mengajak kami untuk menghadap langsung Wakil Walikolta pada hari itu juga.
Beliau membuat janji melalui ponsel. Sesudah makan siang selesai salah seorang staff Dinas PU Propinsi mengantar kami meluncur ke komplek perkantoran Walikota Jaya Pura. Jam 12.30 WIT kami sampai di ruang tamu Kantor Walikota, yang berapa menit kemudian muncul pak Sagrim.
Tidak terlalu lama menunggu akhirnya kamipun dapat menghadap Pak Wakil Walikota Jayapura yang bernama lengkap H. Soejarwo.
Kami dikenalkan oleh Pak Sagrim kepada Wakil Walikota bahwa kami Tim Pilot Project P2KP 3 dari KMP Jakarta sudah datang.. Tidak lupa kepada Wakil Walikota kami juga menyampaikan permohonan maaf perihal keterlambatan kedatangan kami dan juga keterlambatan Surat Tugas yang tidak dapat kami serahkan pada saat itu juga.
Wakil Walikota menyambut kedatangan kami dengan baik dan hangat serta tidak mempermasalahkan keterlambatan Surat Tugas. Beliau menyampaikan bahwa di tingkat Kota sudah dipersiapkan beberapa hal untuk menfasilitasi pelaksanaan Pilot Project P2KP di Kota Jayapura. Beliau memperkenalkan Pejabat Pembuat Komitmen yaitu Bapak Tamrin Sagala yang juga Kepala Bappekot. Berhubung beliau (Ka Bappekot : Pen) sedang bertugas ke Manokwari kami dikenalkan pada Bapak Ali Ibrahim salah satu staff Bappekot. Dari Bapak Ali Ibrahim ini kami juga mendapat informasi bahwa selain Bappekot pihak Dinas PU Kota juga mendukung dan memfasilitasi pelaksanaan P2KP di Kota Jayapura.
Dari pertemuan di Kantor Wakil Walikota kami juga membicarakan agenda-agenda kita selanjutnya, terutama prioritas 2 kegiatan yaitu :
Bahwa mohon dukungan tentang pelaksanaan Sosialisasi P2KP tingkat Kota Jayapura. Kami mohon untuk dapat difasilitasi mengundang pihak-pihak (stake holder) diantaranya; Walikota, Wakil Walikota, Angota DPRD yang membidangi P2KP, Ka Bappekot, Ka Dinas PU Kota, Camat/Ka Distrik wilayah sasaran, Para Lurah di wilayah sasaran, dan LSM atau kelompok peduli lainnya. Perihal waktu kami sepakat untuk tidak dilaksanakan dalam minggu ini tapi akan dikoordinasikan dengan Bappekot.
Besok paginya kami akan difasilitasi untuk diperkenalkan kepada Ka Distrik Jayapura Utara dan para Lurah di wilayah sasaran serta melakukan observasi pendahuluan. Kita membuat janji untuk berangkat jam 10.00 WIT.
Setelah disepakati beberapa hal di atas kamipun berpamitan untuk selanjutnya oleh Staff PU Propinsi di antar ke hotel tempat kami menginap. Kamipun istirahat di hotel dan jam 16.00 WIT datanglah seorang Faskel yang menyusul dari Jakarta, Luski Febrian. Pada saat kami dihotel Ibu Diyah, Asst Satker menelepon kami bahwa besok pagi jam 09.00 WIT kami diundang untuk diperkenalkan kepada pihak Bappeda Propinsi. Sambil istirahat di hotel kami segera memberikan choaching dan beberapa arahan arahan kepada Faskel yang baru datang. Karena sama-sama capek maka coaching diakhiri dengan tertidurnya kami di kamar hotel.

Hari ke-3
Pagi cukup cerah, matahari tersenyum merekah seolah-olah menyambut kedatangan tim termuda kami yang baru datang. Hari Jumat, 2 Juni 2006, Kami tidak bangun kesiangan lagi. Pada hari ini kami mengagendakan bertemu Bapak Ir. Daswil B, MMT (Kasub. Bid. Tata Ruang & Tata Guna Tanah) BAPPEDA Propinsi, Kepala Distrik Jayapura Utara dan seluruh Lurah di wilayah sasaran (Imbi, Gurabesi, Bayangkara dan Tanjung Ria). Tepat pukul 08.30 WIT kami keluar dari penginapan dan beberapa menit kemudian sebuah mobil kijang berhenti di depan hotel tempat kami menginap, kami dijemput oleh Ibu Diyah (Asst. Satker) bersama dengan beberapa stafnya yang kebetulan satu jalan menuju ke kantor BAPPEDA Propinsi. Pagi itu udara di Jayapura sudah sangat menyengat sekali, namun tidak ada polusi udara seperti di Jakarta. Jalan menuju kantor BAPPEDA Propinsi Papua berkelok-kelok membuat kepala pening bagi orang yang baru pertama kali menginjakkan tanah di mutiara hitam ini. Lima belas menit kemudian kami sampai di Komplek Perkantoran Gubernur Papua, kami bersama Ibu Diyah turun dari mobil dan kemudian masuk ke dalam salah satu kantor di komplek tersebut menuju sebuah ruangan yang ternayata Ruangan Bapak Ir. Daswil B, MMT (Kasub. Bid. Tata Ruang & Tata Guna Tanah) BAPPEDA Propinsi, bersamaan itu juga mobil kijang berlalu melanjutkan perjalananya menuju kantor PU.

Tepat pukul 09.00 WIT sesuai janji, kami sudah berada di Kantor Kasub. Bid. Tata Ruang & Tata Guna Tanah, namun ternyata Pak Daswil sedang keluar ruangan, beberapa menit kemudian Pak Daswil tiba, kami langsung disambut dengan hangat dan dipersilahkan duduk. Pada pertemuan kali ini kami hanya ramah tamah dan di sela-sela pembicaraan kami memberikan penjelasan sekilas tentang P2KP sekaligus memperkenalkan tim fasilitator. Dari hasil pembicaraan ini Bapak Daswil berpesan agar kita berbicara tegas pada saat di lapangan dan mengharapkan agar nantinya dalam pelaksanaan P2KP terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan memberikan laporan pelaksanaan P2KP ke pemerintah daerah.
Setelah pertemuan dengan Pak Daswil kami menuju kantor Ibu Diyah sambil menunggu pak Ali Ibrahim yang akan mengantarkan kami ke kantor Distrik Jayapura Utara dan Kelurahan sasaran. Selama di kantor bu Diyah kami membahas pesan yang disampaikan Bapak Daswil kepada kami terutama masalah pembuatan laporan, bu Diyah mengharapkan agar nantinya laporan juga diberikan kepada dia sebagai bahan pembuatan laporan bagi Dinas PU propinsi.

Kami juga kembali diingatkan tentang gambaran wilayah sasaran terutama menyangkut karesteristik warga dan kondisi lingkungan kelurahan sasaran. Menurutnya dari ke-4 wilayah sasaran hanya satu kelurahan yang tidak terlalu rawan terjadi konflik yaitu kelurahan Gurabesi, karena dikelurahan ini sudah banyak pendatang dan berada di pusat kota Jayapura. Selain itu kondisi sanitasi di wilayah sasaran cukup buruk, di beberapa daerah sasaran sering terjadi banjir dan dekat dan masih banyak jalan penghubung antara rumah satu dengan yang lainnya berupa jalan jeramba.
Pukul 10.30 WIT, rombongan pak Ali Ibrahim tiba di kantor satker, kami langsung berangkat menuju kantor Kepala Distrik Jayapura Utara bersama rombongan Bapak Ali Ibrahim dan 2 orang staf Ibu Diyah. Pejalanan menuju Kantor Kepala Distrik hanya memakan waktu 10 menit, setiba di kantor distrik kami langsung disambut hangat dan dipersilahkan duduk.
Kepala Distrik Jayapura Utara menyambut baik program P2KP ini, menurut beliau program P2KP ini sudah disosialisasikan ke kepala distrik sejak 2 bulan yang lalu dan masyarakat sudah menunggu dilaksanakannya program ini. Setelah pertemuan ini kami diajak oleh Kepala Distrik untuk melihat kelurahan sasaran.

Kelurahan sasaran pertama yang kami kunjungi adalah Kelurahan Tanjung Ria, kelurahan ini memiliki panorama yang cukup indah, jalan di kelurahan ini bersampingan dengan bibir pantai sehingga pemandangan pantai dapat kita nikmati sepanjang perjalanan, angin sepoi-sepoi, lambaian dedaunan, bukit-bukit menjulang tinggi dan rumah-rumah kayu mungil yang saling berpencar berada di lereng-lereng lembah menambah indahnya suasana kelurahan Tanjung Ria.
Jalan di kelurahan Tanjung Ria sebagian beraspal dan beberapa bagian masih tanah berkapur, jembatan di Tanjug Ria masih berupa kayu dan tidak bisa di lewati oleh kendaraan roda empat.
Kelurahan Tanjung Ria dipimpin oleh seorang Bu lurah, namun pada kesempatan ini kami tidak bertemu dengan beliau karena sedang rapat Raskin di Distrik. Tanjung Ria memiliki panduduk yang beragam dan memiliki mata pencaharian yang beragam mulai dari nelayan, petani, pedagang ikan dan perambah hutan
Setelah dari Tanjung Ria kami melanjutkan perjalanan menuju Kelurahan Imbi, di Kelurahan ini sering terjadi banjir, terutama pada saat air laut pasang, jalan yang menghubungkan rumah satu dengan yang lainnya berupa jalan jeramba. Hampir seluruh penduduk di Kelurahan ini bermata pencaharian sebagai nelayan. Kelurahan Imbi terdiri dari 37 RT dan 9 RW.
Permaslahan yang banyak didapat di kelurahan Imbi adalah masalah kesehatan, dimana masyarakat sering kena penyakit kulit. Hal ini ungkap Ka. Distrik disebabkan sulitnya air bersih di kelurahan ini, selain itu masyarakat tidak punya MCK, mereka buang air di jamban umum.
Setelah melihat suasana Kel. Imbi kami menuju kantor Kelurahan Imbi, disana kami langsung disambut oleh Lurah Imbi, kami memperkenalkan diri dan Bapak lurah menyambut baik program ini. Setelah bertemu Lurah Imbi kami melanjutkan perjalanan menuju Kelurahan Gura besi. Jarak antara kelurahan Imbi dengan Kelurahan Gurabesi sekitar 10 km, menggunakan waktu 30 menit, setiba di lokasi kami langsung menuju Kantor Kelurahan Gurabesi, disana Pak Lurah sudah menunggu kedatangan kami. Pada pertemuan dengan Lurah kami memperkenalkan diri dan menjelaskan secara ringkas tentang Program P2KP.
Pada dasarnya Lurah Gurabesi menyambut baik program ini dan meminta segera dilaksanakannya program ini.
Kelurahan ini berada di pusat kota Jayapura sehingga cukup ramai dan banyak warga pendatang, terdiri dari 33 RT dan 8 RW. Tepat pukul 11.35 WIT kami meninggalkan kantor kelurahan Gurabesi menuju kantor Dinas PU Kota Jayapura untuk menunaikan sholat Jum’at. Kami sholat Jum’at di masjid sebelah Kantor Dinas PU sedangkan Kepala Distrik menunggu kami sholat jum’at di Kantor PU. Setelah Sholat Jum’at kami kembali ke Kantor Dinas PU Kota Jayapura, dan langsung mengadakan pertemuan ramah tamah dengan Kepala Dinas yang pada saat itu diwakili oleh Wakil Kepala Dinas karena Kepala Dinas PU Kota Jayapura sedang ke Jakarta.
Ramah tamah dengan Wakil Dinas PU Kota JayapuraPada pertemuan tersebut Wakil Kepala Dinas PU Kota Jayapura menyatakan mendukung program P2KP dan siap membantu kelancaran proyek ini. Setelah ramah tamah dengan Dinas PU Kota Jayapura kami melanjutkan perjalanan menuju Kelurahan Bayangkara. Tepat pukul 14.00 WIT kami tiba di Kelurahan Bayangkara, kami langsung menuju kantor Kelurahan, disana kami disambut Pak Lurah dan beberapa stafnya. Kami memperkenalkan diri dan memberikan penjelasan singkat tentang P2KP.
Ramah tamah dengan Lurah BayangkaraLurah Bayangkara mendengarkan dengan antusias dan menyatakan akan membantu pelaksanaan proyek ini. Pertemuan kali ini berjalan singkat karena Bapak Distrik harus kembali ke kantor untuk rapat.
Itulah sekelumit perjalanan kami pada hari ke 3 di Papua.